Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (PERBARA)[1][2] atau lebih
populer dengan sebutan Association of Southeast Asia Nations (ASEAN)
merupakan sebuah organisasi geo-politik dan ekonomi dari negara-negara
di kawasan Asia Tenggara, yang didirikan di Bangkok, 8 Agustus 1967
melalui Deklarasi Bangkok oleh Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura,
dan Thailand. Organisasi ini bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan
ekonomi, kemajuan sosial, dan pengembangan kebudayaan negara-negara
anggotanya, serta memajukan perdamaian di tingkat regionalnya.
Negara-negara anggota ASEAN mengadakan rapat umum pada setiap bulan
November.
ASEAN didirikan oleh lima negara pemrakarsa, yaitu
Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura dan Thailand di Bangkok melalui
Deklarasi Bangkok. Menteri luar negeri penanda tangan Deklarasi Bangkok
kala itu ialah Adam Malik (Indonesia), Narciso R. Ramos (Filipina), Tun
Abdul Razak (Malaysia), S. Rajaratnam (Singapura), dan Thanat Khoman
(Thailand).
Isi Deklarasi Bangkok adalah sebagai berikut.
Mempercepat pertumubuhan ekonomi, kemajuan sosial dan perkembangan kebudayaan di kawasan Asia Tenggara
Meningkatkan perdamaian dan stabilitas regional
Meningkatkan
kerjasama dan saling membantu untuk kepentingan bersama dalam bidang
ekonomi, sosial, teknik,ilmu pengetahuan, dan administrasi
Memelihara kerjasama yang erat di tengah - tengah organisasi regional dan internasional yang ada
Meningkatkan kerjasama untuk memajukan pendidikan, latihan, dan penelitian di kawasan Asia Tenggara
Brunei
Darussalam menjadi anggota pertama ASEAN di luar lima negara
pemrakarsa. Brunei Darussalam bergabung menjadi anggota ASEAN pada
tanggal 7 Januari 1984 (tepat seminggu setelah memperingati hari
kemerdekannya). Sebelas tahun kemudian, ASEAN kembali menerima anggota
baru, yaitu Vietnam yang menjadi anggota yang ketujuh pada tanggal 28
Juli 1995. Dua tahun kemudian, Laos dan Myanmar menyusul masuk menjadi
anggota ASEAN, yaitu pada tanggal 23 Juli 1997. Walaupun Kamboja
berencana untuk bergabung menjadi anggota ASEAN bersama dengan Myanmar
dan Laos, rencana tersebut terpaksa ditunda karena adanya masalah
politik dalam negeri Kamboja. Meskipun begitu, dua tahun kemudian
Kamboja akhirnya bergabung menjadi anggota ASEAN yaitu pada tanggal 16
Desember 1998.
[sunting]Timor Leste
Negara baru Timor Leste, yang
dulunya merupakan sebuah provinsi Indonesia, kini mendapatkan status
pemerhati (observer) dalam ASEAN, setelah menuai protes dari berbagai
negara ASEAN yang tidak mendukung masuknya Timor-Leste ke ASEAN, atas
dasar rasa hormat kepada Indonesia. Awalnya, Myanmar menentang pemberian
status observer kepada Timor-Leste karena dukungan Timor-Leste terhadap
pejuang pro-demokrasi Myanmar Aung San Suu Kyi.
Sejak restorasi
kemerdekaan Timor-Leste pada Mei 2002, ASEAN telah banyak membantu
Timor-Leste. Timor-Leste telah diundang untuk hadir dalam beberapa
pertemuan ASEAN. Meskipun begitu, Timor-Leste masih tetap berstatus
observer. Mantan Menlu Timor Leste yang sekarang menjadi Presiden, Ramos
Horta, pernah menyatakan tidak berminat menjadi anggota ASEAN, karena
Timor-Leste dinilai bukan negara Asia (Tenggara), melainkan negara
Pasifik atau Australia. Berbeda dengan rekannya Xanana Gusmao yang
menyatakan bahwa akan lebih menguntungkan bagi Timor Leste apabila
berafiliasi dengan ASEAN dibandingkan dengan apabila bergabung dengan
Pacific Islands Forum.
Perkembangan terakhir mengindikasikan bahwa
Timor-Leste sangat berminat untuk menjadi anggota ASEAN. Bahkan
Pemerintah Timor-Leste melalui Kementerian Luar Negerinya telah
menargetkan bahwa Timor-Leste akan menjadi anggota ASEAN pada tahun
2012, hal ini sangat di dukung oleh pemerintah Indonesia juga
negara-negara anggota ASEAN lainnya seperti Filipina, Malaysia,
Thailand, Singapura dan lain-lain. Hal ini dapat dilihat bahwa
Pemerintah Timor-Leste juga telah membuka Sekretariat Nasional ASEAN di
Dili pada awal bulan Februari 2009, dimana sekretariat ini akan
berfungsi untuk mempersiapkan tahapan-tahapan menjadi keanggotaan ASEAN.
ADS HERE !!!